Pohon Aneh di Kampung Jambe Gunung Sanggabuana
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang sendiri berharap para arkeolog melakukan penelitian mengenai keberadaan batu karut yang disertai dengan sejumlah prasasti di kaki Gunung Sangga Buana tersebut.
Diketahui, mulai dari tapak kaki Bojongmanggu lalu melintasi petilasan Raden Anom Wirasuta, mata air Cikahuripan, tapak Kaki di perbatasan Purwakarta dan Desa Kutamaneuh Kecamatan Tegalwaru, dan terakhir ke tempat yang disebut Arca Parigi, Desa Kutamaneuh, merupakan rangkaian jejak purba di Tegalwaru. di Pelataran punden berundajk ditemukan pohon yang tidak bisa digergaji"Jika dilihat dari tumpukan batunya, merupakan tumpukan batu yang sengaja ditumpuk oleh manusia untuk tempat peribadatan di zaman tersebut, serta kemungkinan di tempat tersebut masih banyak peninggalan pendukung tempat itu," tutur kepala Desa mekarbuana Tegalwaru
(6 foto)Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang sendiri berharap para arkeolog melakukan penelitian mengenai keberadaan batu karut yang disertai dengan sejumlah prasasti di kaki Gunung Sangga Buana tersebut.
Diketahui, mulai dari tapak kaki Bojongmanggu lalu melintasi petilasan Raden Anom Wirasuta, mata air Cikahuripan, tapak Kaki di perbatasan Purwakarta dan Desa Kutamaneuh Kecamatan Tegalwaru, dan terakhir ke tempat yang disebut Arca Parigi, Desa Kutamaneuh, merupakan rangkaian jejak purba di Tegalwaru. di Pelataran punden berundajk ditemukan pohon yang tidak bisa digergaji"Jika dilihat dari tumpukan batunya, merupakan tumpukan batu yang sengaja ditumpuk oleh manusia untuk tempat peribadatan di zaman tersebut, serta kemungkinan di tempat tersebut masih banyak peninggalan pendukung tempat itu," tutur kepala Desa mekarbuana Tegalwaru
Suka · · Promosikan · Bagikan
Di Kaki Gunung Sanggabuana ditemukan prasasti Jaman Prasejarah
Diberitakan sebelumnya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang, berharap para arkeolog melakukan penelitian mengenai keberadaan batu karut yang disertai dengan sejumlah prasasti di kawasan Gunung Rungking, maupun Gunung Sanggabuana dan sekitarnya. "Keberadaan menhir (batu karut) yang disertai dengan sejumlah prasasti itu perlu diteliti para ahli, apakah benar ada peninggalaan jaman Pra Sejarah
Tetapi untuk sementara, kata dia, pihaknya menyimpulkan keberadaan batu karut dan adanya sejumlah bebatuan yang merupakan prasasti di kaki Gunung Sangga Buana tersebut merupakan tanda peninggalan Jaman Pra sejarah, karena peralatan dibuat dari batu-batuan prasasti prasejarah keterangan dari Arkeolog
Menurut dia, diantara contoh dasarnya ialah batu-batu atau prasasti yang berada pada hamparan tanah seluas lebih dari 1 hektare di kaki Gunung Sangga Buana yang dikeliling batu-batu alam. Di antara hamparan tanah itu juga terdapat beberapa menhir-menhir kecil. Kemudian tidak jauh dari hamparan tanah yang di keliling bebatuan itu terdapat batu karut. Antara hamparan tanah yang di keliling bebatuan dengan keberadaan batu karut tersebut terdapat sungai kecil. "Secara teori, ciri khas batu-batu yang mengelilingi hamparan tanah itu juga menandakan peninggalan Pra sejarah, mirip punden berundak tempat sembayang jaman prasejarah Sama dengan jenis batu Jaman prasejarah lain yang ditemukan di daerah lain," kata kata arkeolog dari Cagar Budaya serang
Atas hal tersebut, untuk sementara pihaknya menyimpulkan hamparan tanah yang di kelilingi dengan bebatuan itu dahulunya merupakan tempat sembahyang atau tempat masyarakat di Jaman prasejarah abad ke 1 menyampaikan jampi-jampi atau mantra. Tetapi untuk membuktikan kesimpulan sementara itu, kata Kepala Desa, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh para pakar, seperti arkeolog. menetukan waktu yang cukup lama untuk menelitinya.(hasil Survei H.Anton NZ)